headerphoto

Contoh soal dan jawaban menghitung arus pada rangkaian pararel resistor. Diketahui rangkaian pararel resistor seperti gambar dibawah ini, yang terdiri dari:
R1 = 10 Ω
R2 = 20 Ω
R3 = 5 Ω
E = 12 V

mengitung_rangkaian_pararel_resistor
Hitung berapa nilai Rtotal (Rt), Itotal (It), dan arus pada tiap-tiap resistor?

Penyelesaian:
Kita ketahui dalam rangkaian pararel seperti yang pernah ditulis dalam posting Perhitungan Rangkaian Pararel, bahwa
Rt = R1 || R2 || R3
Rt = (R1 x R2 x R3) ÷ [(R1 x R2) + (R1 x R3) + (R2 x R3)]
It = Et ÷ Rt
Et = E1 = E2 = E3
menghasilkan
I1 = E1 ÷ R1 <=> I1 = Et ÷ R1
I2 = E2 ÷ R2 <=> I2 = Et ÷ R2
I3 = E3 ÷ R3 <=> I3 = Et ÷ R3

maka diperoleh
  • Rt = (R1 x R2 x R3) ÷ [(R1 x R2) + (R1 x R3) + (R2 x R3)]
    Rt = (10 x 20 x 5) ÷ [(10 x 20) + (10 x 5) + (20 x 5)] = 2,86 Ω
  • It = Et ÷ Rt = 12 V ÷ 2,86 Ω = 4,2 A
  • I1 = Et ÷ R1= 12 V ÷ 10 Ω = 1,2 A
  • I2 = Et ÷ R2 = 12 V ÷ 20 Ω = 0,6 A
  • I3 = Et ÷ R3 = 12 V ÷ 5 Ω = 2,4 A

Lanjut baca »»

Contoh soal dan jawaban menghitung tegangan pada rangkaian seri resistor. Diketahui rangkaian seri resistor seperti gambar dibawah ini, yang terdiri dari:
R1 = 6 Ω
R2 = 4 Ω
R3 = 2 Ω
E = 12 V

mengitung_rangkaian_seri_resistor
Hitung berapa nilai Rtotal (Rt), Itotal (It), dan tegangan pada tiap-tiap resistor?

Penyelesaian:
Kita ketahui dalam rangkaian seri seperti yang pernah ditulis dalam artikel Perhitungan Rangkaian Seri, bahwa
Rt = R1 + R2 + R3
It = Et ÷ Rt
It = I1 = I2 = I3
menghasilkan
It = I1 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R1 <=> E1 = (R1 ÷ Rt) x Et
It = I2 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R2 <=> E2 = (R2 ÷ Rt) x Et
It = I3 <=> Et ÷ Rt = E1 ÷ R3 <=> E3 = (R3 ÷ Rt) x Et

maka diperoleh
  • Rt = R1 + R2 + R3 = 6 + 4 + 2 = 12 Ω
  • I = Et ÷ Rt = 12 V ÷ 12 Ω = 1 A
  • E1 = (R1 ÷ Rt) x Et = (6 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 6 V
  • E2 = (R2 ÷ Rt) x Et = (4 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 4 V
  • E3 = (R3 ÷ Rt) x Et = (2 Ω ÷ 12 Ω) x 12 V = 2 V

Lanjut baca »»

Sekering adalah alat pemutus rangkaian karena adanya pemakaian arus yang berlebihan. Terjadinya arus yang berlebihan dalam suatu rangkaian, bisa disebabkan karena faktor kenaikan beban atau adanya hubungan singkat. Sekring disebut sebagai alat pengaman, karena digunakan untuk melindungi perangkat dan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh kerusakan listrik.

Beragam jenis sekering, seperti sekering kaca (glass fuse), sekering keramik (fuse bla), sekering suhu (thermal fuse), sekering cartridge dsb. Pada dasarnya, sebuah sekring berisi seutas kawat tipis yang terbuat dari bahan logam campuran khusus yang dapat meleleh pada suhu yang relatif rendah. Apabila arus yang mengalir melewati sekering terlalu besar, panas akan dihasilkan dengan sangat cepat. Kawat sekering akan menjadi begitu panas, sehingga meleleh dan mengakibatkan terputusnya rangkaian. Hal ini akan menghentikan pasokan arus listrik ke rangkaian.

sekring
Sebuah sekering akan putus apabila arus yang mengalir melewatinya melebihi spesifikasi rating yang ditetapkan untuk sekering tersebut. Sekering-sekering untuk listrik PLN memiliki rating-rating 3 A, 5 A, dan 13 A. Pilihlah selalu rating yang sesuai untuk perangkat yang akan dilindungi.

Lanjut baca »»

Dalam melakukan eksperimentasi dengan beberapa rangkaian saklar transistor seperti pada rangkaian otomatis lampu jalan, kita mungkin berpendapat bahwa proses penyambungan arus (switch on) berjalan terlalu lambat. Ketika LDR ditutupi dari cahaya, misalnya, LED secara perlahan akan menyala semakin terang. Akan lebih baik kiranya apabila cahaya LED dapat memancar dengan terang dalam seketika, sewaktu intensitas cahaya yang datang jatuh dibawah suatu level tertentu. Input schmitt-trigger dapat menghasilkan efek semacam ini.

Terdapat suatu keuntungan lain dalam menggunakan Schmitt-trigger. Umpamakan bahwa sebuah sistem dirancang untuk menyalakan sebuah lampu pekarangan ketika hari senja. Pada waktu senja, intensitas cahaya akan menurun secara perlahan-lahan. Tahapan meredupnya cahaya tidak akan sedemikian teraturnya karena awan sewaktu-waktu dapat bergerak menutupi matahari dan kemudian menjauhinya kembali. Atau, bayangan daun-daun yang gugur atau terbang tertiup angin dapat menghalangi cahaya yang menuju LDR. Pada sebuah sistem dengan rangkaian saklar transistor sederhana, hal-hal semacam ini akan mengakibatkan lampu pekarangan sewaktu-waktu meredup nyalanya dan kemudian terang kembali. Hal ini cukup mengganggu. Selain itu, apabila transistor digunakan untuk mensaklarkan sebuah relay, terputus dan tersambungnya kontak-kontak secara terus-menerus akan memperpendek usia relay tersebut.

Kinerja sistem yang diuraikan diatas dapat diperbaiki dengan menggunakan input Schmitt-trigger, sebagaimana diperlihatkan rangkaian dibawah ini.

scheme_input_Schmitt_trigger
Ketika input naik dari titik 0 Volt, output yang dihasilkan adalah tinggi sama dengan tegangan catu. Ketika input naik hingga melewati batas atas, output secara drastis akan jatuh ketitik 0 V. Ketika input bergerak turun, output tetap berada pada titik nol hingga input turun melampaui nilai batas bawah. Ketika input telah berada dibawah nilai batas bawah, output tidak akan berubah lagi hingga input naik melampaui batas atas. Kita gambarkan grafik kinerja input Schmitt-trigger seperti dibawah ini.

grafik_Input_Schmitt_trigger
Perubahan-perubahan kecil pada arah pergerakan input tidak akan mempengaruhi pergerakan output. Efek yang dihasilkan oleh Schmitt-trigger membalikkan (inverting) gelombang input yang diterimanya.

Output dari trigger dapat diberikan melalui terminal Vout (Output). Selain itu, juga dimungkinkan untuk mengganti R6 dengan sebuah beban, seperti lampu, LED atau motor kecil. R2 harus memiliki tahanan yang relatif tinggi daripada beban. Apabila arus penggerak yang relatif besar dibutuhkan, gunakan sebuah transistor daya untuk Q2. Apabila sensor hanya dapat memasok arus yang relatif kecil ke trigger, Q1 dapat berupa sebuah FET, bukan BJT.

Nilai-nilai persis untuk batas atas bawah dan batas atas, dan selisih antara keduanya, dapat diatur dengan mengubah nilai-nilai untuk R2, R5 dan R6.

Lanjut baca »»

Rangkaian catu daya (power supply) 5 Volt DC kali ini lebih sederhana bila dibandingkan dengan rangkaian power supply 5 VDC, yang ditulis sebelumnya.

Walaupun sama-sama menghasilkan output tegangan 5 VDC 1 A yang stabil, namun rangkaian ini tidak memerlukan lagi dioda zener, transistor penguat, resistor 2K2 dan elco 100 uF/16 V, yang berfungsi sebagai penyetabil tegangan. Sebagai piranti penyetabil rangkaian digunakan IC regulator 7805.

7805 merupakan IC regulator power supply yang umum digunakan, menghasilkan tegangan 5 VDC, dengan arus maksimal 1 Ampere. Rangkaian catu daya 5 Volt DC 1 Ampere dengan IC Regulator, seperti terlihat dibawah ini

5vdc_IC_regulator_tegangan
Daftar komponen:
  1. C1 = Elco 2200 uF/16 V
  2. C2 = Elco 1000 uF/16 V
  3. D1, D2 = Dioda 1N 4002
  4. IC1 = IC Regulator 7805
  5. T1 = Trafo stepdown 220 V/12 V 1 A CT

Lanjut baca »»

A. Hitunglah penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks berikut ini
  1. 10 + j15 + (22 ∟ 30°)
  2. 21,3 − j32,5 − (9 ∟ 71,3°)
  3. 0,75 − j0,1 + (0,3 ∟ 40°)
  4. −30 − j32 − (64 ∟ 31°)
  5. −j65 + (−80 ∟ 15°)

B. Hitunglah perkalian dan pembagian bilangan kompleks berikut ini
  1. −2 + j6 × (5 ∟ 10°)
  2. 9 − j10 ÷ (12 ∟ 27,5°)
  3. 32 − j14 ÷ (−21 ∟ 63°)
  4. 43,2 + j21 ÷ (55 ∟ −30°)
  5. −j80 × (−33 ∟ 125°)

Penyelesaian:

A. Penjumlahan dan pengurangan, bentuk polar harus diubah ke bentuk rectangular, lihat di Cara Penjumlahan Bilangan Kompleks
  1. 10 + j15 + (22 ∟ 30°) =
    10 + j15 + [22×(cos 30) + j22×(sin 30)] =
    10 + j15 + 22×(cos 30) + j22×(sin 30) =
    10 + 22×(cos 30) + j15 + j22×(sin 30) = 29,05256 + j26
    10 + j15 + (22 ∟ 30°) = 29,05256 + j26
  2. 21,3 − j32,5 − (9 ∟ 71,3°) =
    21,3 − j32,5 − [9×(cos 71,3) + j9×(sin 71,3)] =
    21,3 − j32,5 − 9×(cos 71,3) − j9×(sin 71,3) =
    21,3 − 9×(cos 71,3) − j32,5 − j9×(sin 71,3) = 18,41448 − j41,02489
    21,3 − j32,5 − (9 ∟ 71,3°) = 18,41448 − j41,02489
  3. 0,75 − j0,1 + (0,3 ∟ 40°) =
    0,75 − j0,1 + [0,3×(cos 40) + j0,3×(sin 40)] =
    0,75 − j0,1 + 0,3×(cos 40) + j0,3×(sin 40) =
    0,75 + 0,3×(cos 40) − j0,1 + j0,3×(sin 40) = 0,97981 + j0,09284
    0,75 − j0,1 + (0,3 ∟ 40°) = 0,97981 + j0,09284
  4. −30 − j32 − (64 ∟ 31°) =
    −30 − j32 − [64×(cos 31) + j64×(sin 31)] =
    −30 − j32 − 64×(cos 31) − j64×(sin 31)] =
    −30 − 64×(cos 31) − j32 − j64×(sin 31)] = −84,85871 − j64,96244
    −30 − j32 − (64 ∟ 31°) = −84,85871 − j64,96244
  5. −j65 + (−80 ∟ 15°) =
    −j65 + [−80×(cos 15) − j80×(sin 15)] =
    −j65 −80×(cos 15) − j80×(sin 15) =
    −80×(cos 15) −j65 − j80×(sin 15) = −77,27407 −j85,70552
    −j65 + (−80 ∟ 15°) = −77,27407 −j85,70552

B. Perkalian dan pembagian, bentuk rectangular harus diubah ke bentuk polar, lihat di Cara Perkalian Bilangan Kompleks
  1. −2 + j6 × (5 ∟ 10°) =
    [√(2²+6²) ∟ tan⁻¹(6÷−2)°] × (5 ∟ 10°) =
    √(2²+6²) × 5 ∟ tan⁻¹(6÷−2)° + 10° = 31,62278 ∟ 118,43495°
    −2 + j6 × (5 ∟ 10°) = 31,62278 ∟ 118,43495°
  2. 9 − j10 ÷ (12 ∟ 27,5°) =
    [√(9²+10²) ∟ tan⁻¹(−10÷9)°] ÷ (12 ∟ 27,5°) =
    √(9²+10²) ÷ 12 ∟ tan⁻¹(−10÷9)° − 27,5°) = 1,12114 ∟ −75,51279°
    9 − j10 ÷ (12 ∟ 27,5°) = 1,12114 ∟ −75,51279°
  3. 32 − j14 ÷ (−21 ∟ 63°) =
    [√(32²+14²) ∟ tan⁻¹(−14÷32)°] ÷ (−21 ∟ 63°) =
    √(32²+14²) ÷ −21 ∟ tan⁻¹(−14÷32)° − 63°) = −1,66326 ∟ −86,62938°
    32 − j14 ÷ (−21 ∟ 63°) = −1,66326 ∟ −86,62938°
  4. 43,2 + j21 ÷ (55 ∟ −30°) =
    [√(43,2²+21²) ∟ tan⁻¹(21÷43,2)°] ÷ (55 ∟ −30°) =
    √(43,2²+21²) ÷ 55 ∟ tan⁻¹(21÷43,2)° − (−30)° = 0,87334 ∟ 55,92490°
    43,2 + j21 ÷ (55 ∟ −30°) = 0,87334 ∟ 55,92490°
  5. −j80 × (−33 ∟ 125°) =
    [√(0²+80²) ∟ tan⁻¹(−80÷0)°] × (−33 ∟ 125°) =
    √(0²+80²) × −33 ∟ tan⁻¹(−80÷0)° + 125° = −2640 ∟ 35°
    −j80 × (−33 ∟ 125°) = −2640 ∟ 35°
Akurasi nilai yang dihasilkan, bila menggunakan kalkulator scientific, atau menggunakan sebuah software perhitungan operasi bilangan kompleks. Yang terakhir, insya Alloh saya akan posting dan berikan softwarenya, disamping software konversi bilangan kompleks yang sudah bisa kawan download di blog planetcaang.

Lanjut baca »»

Berikut ini 10 contoh soal dan penyelesaian konversi bilangan kompleks bentuk rectangular menjadi bentuk polar, yang umum diajarkan pada mata kuliah Dasar Teknik Elektro dan Rangkaian Listrik 14.

Rumus perhitungan konversi bilangan kompleks bentuk rectangular menjadi bentuk polar bisa dilihat disini, lalu pergunakan kalkulator scientific seperti disini, atau gunakan software konversi bilangan kompleks yang bisa di unduh gratis disini.

Ubahlah bilangan rectangular dibawah ini ke dalam bentuk polar
  1. −1 − j1
  2. 8 − j0,5
  3. 10 + j20
  4. 33 + j1,55
  5. 21 − j45
  6. 32
  7. 380 − j10
  8. 14,43 + j5,1
  9. −j2,37
  10. 132 − j3,37

Penyelesaian
  1. −1 − j1 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(1²+1²) = 1,41421
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−1÷−1) = −135
    −1 − j1 = 1,41421 ∟ −135°
  2. 8 − j0,5 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(8²+0,5²) = 8,01561
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−0,5÷8) = −3,57633
    8 − j0,5 = 8,01561 ∟ −3,57633°
  3. 10 + j20 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(10²+20²) = 22,36068
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(20÷10) = 63,43495
    10 + j20 = 22,36068 ∟ 63,43495°
  4. 33 + j1,55 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(33²+1,55²) = 33,03638
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(1,55÷33) = 2,68919
    33 + j1,55 = 33,03638 ∟ 2,68919°
  5. 21 − j45 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(21²+45²) = 49,65884
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−45÷21) = −64,9831
    21 − j45 = 49,65884 ∟ −64,9831°
  6. 32 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(32²+0²) = 32
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(0÷32) = 0
    32 = 32 ∟ 0° = 32
  7. 380 − j10 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(380²+10²) = 380,13156
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−10÷380) = −1,50744
    380 − j10 = 380,13156 ∟ −1,50744°
  8. 14,43 + j5,1 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(14,43²+5,1²) = 15,30473
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(5,1÷14,43) = 19,46495
    14,43 + j5,1 = 15,30473 ∟ 19,46495°
  9. −j2,37 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(0²+2,37²) = 2,37
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−2,37÷0)* = −90
    −j2,37 = 2,37 ∟ −90°
  10. 132 − j3,37 =
    r (abs) = √(x²+y²) = √(132²+3,37²) = 132,04301
    φ (angle) = tan⁻¹(y÷x) = tan⁻¹(−3,37÷132) = −1,46246
    132 − j3,37 = 132,04301 ∟ −1,46246°
* besar kemungkinan kalkulator akan menunjukkan error, namun hasil yang sebenarnya adalah -90.

Sebelumnya 10 contoh soal dan penyelesaian konversi bilangan kompleks bentuk polar menjadi bentuk rectangular, klik disini.

Lanjut baca »»

Berikut ini 10 contoh soal dan penyelesaian konversi bilangan kompleks bentuk polar menjadi bentuk rectangular, yang biasa diajarkan pada mata kuliah Dasar Teknik Elektro dan Rangkaian Listrik 7.

Rumus perhitungan konversi bilangan kompleks bentuk polar menjadi bentuk rectangular bisa dilihat disini, lalu pergunakan kalkulator scientific seperti disini, atau gunakan software konversi bilangan kompleks yang bisa di unduh gratis disini.

Ubahlah bilangan polar dibawah ini ke dalam bentuk rectangular
  1. 5,6 ∟ 90°
  2. 0,385 ∟ 210,6°
  3. 47,5 ∟ 182°
  4. 7,14 ∟ 45°
  5. 189 ∟ 30,21°
  6. 410 ∟ 125°
  7. 3,75 ∟ 62,7°
  8. 81,3 ∟ 14,81°
  9. 33,5 ∟ 167,73°
  10. 20 ∟ 60°

Penyelesaian
  1. 5,6 ∟ 90° =
    x (real) = r (cos φ) = 5,6×(cos 90) = 0
    y (imaginer) = r (sin φ) = 5,6×(sin 90) = 5,6
    5,6 ∟ 90° = 0 + j5,6 = j5,6
  2. 0,385 ∟ 210,6° =
    x (real) = r (cos φ) = 0,385×(cos 210,6) = −0,33139
    y (imaginer) = r (sin φ) = 0,385×(sin 210,6) = −0,19598
    0,385 ∟ 210,6° = −0,33139 − j0,19598
  3. 47,5 ∟ 182° =
    x (real) = r (cos φ) = 47,5×(cos 182) = −47,47106
    y (imaginer) = r (sin φ) = 47,5×(sin 182) = −1,65773
    47,5 ∟ 182° = −47,47106 − j1,65773
  4. 7,14 ∟ 45° =
    x (real) = r (cos φ) = 7,14×(cos 45) = 5,04874
    y (imaginer) = r (sin φ) =7,14×(sin 45) = 5,04874
    7,14 ∟ 45° = 5,04874 + j5,04874
  5. 189 ∟ 30,21° =
    x (real) = r (cos φ) = 189×(cos 30,21) = 163,33134
    y (imaginer) = r (sin φ) = 189×(sin 30,21) = 95,09928
    189 ∟ 30,21° = 163,33134 + j95,09928
  6. 410 ∟ 125° =
    x (real) = r (cos φ) = 410×(cos 125) = −235,16634
    y (imaginer) = r (sin φ) =410×(sin 125) = 335,85234
    410 ∟ 125° = −235,16634 + j335,85234
  7. 3,75 ∟ 62,7° =
    x (real) = r (cos φ) = 3,75×(cos 62,7) = 1,71994
    y (imaginer) = r (sin φ) = 3,75×(sin 62,7) = 3,33231
    3,75 ∟ 62,7° = 1,71994 + j3,33231
  8. 81,3 ∟ 14,81° =
    x (real) = r (cos φ) = 81,3×(cos 14,81) = 78,59911
    y (imaginer) = r (sin φ) = 81,3×(sin 14,81) = 20,78146
    81,3 ∟ 14,81° = 78,59911 + j20,78146
  9. 33,5 ∟ 167,73° =
    x (real) = r (cos φ) = 33,5×(cos 167,73) = −32,73476
    y (imaginer) = r (sin φ) = 33,5×(sin 167,73) = 7,11938
    33,5 ∟ 167,73° = −32,73476 + j7,11938
  10. 20 ∟ 60° =
    x (real) = r (cos φ) = 20×(cos 60) = 10
    y (imaginer) = r (sin φ) = 20×(sin 60) = 17,32051
    20 ∟ 60° = 10 + j17,32051

Selanjutnya 10 contoh soal dan penyelesaian konversi bilangan kompleks bentuk rectangular menjadi bentuk polar, klik disini.

Lanjut baca »»

Power supply 5 VDC 1 A stabil banyak digunakan untuk kebutuhan peralatan elektronik sekarang ini, seperti timbangan digital, kalkulator, MP3 player, FM radio, mainan anak-anak, sampai alat pengecas hape (phone charger).

Gambar atau skema rangkaian Power supply 5 VDC 1 A stabil, seperti terlihat dibawah ini

5vdc_powersupply_zener
Komponen yang dibutuhkan:
  1. C1 = Elco 2200 uF/16 V
  2. C2 = Elco 100 uF/16 V
  3. C3 = Elco 1000 uF/16 V
  4. D1, D2 = Dioda 1N 4002
  5. D3 = Dioda zener 5 V
  6. R1 = Resistor 220 Ω
  7. Q1 = Transistor NPN tipe BD139
  8. T1 = Trafo stepdown 220 V/12 V 1 A CT

Lanjut baca »»

Plotting dua dimensi (2D) seperti yang dicontohkan pada artikel sebelumnya Fungsi Grafik atau Plot Sederhana Matlab, memperlihatkan nilai plot standar awal Matlab, yaitu warna biru dan bentuk garis solid. Nilai standar awal ini merupakan nilai numerik dan tanda tick yang diletakkan secara otomatis. Nilai standar awal dapat diubah dengan menggunakan simbol-simbol dari tabel simbol warna dan bentuk garis plot 2D pada Matlab, dibawah ini

simbolwarna_bentukgaris_matlab
Bentuk plot untuk menampilkan warna atau bentuk garis diluar standar awal plot Matlab adalah sebagai berikut.

plot(x,y,'simbol')

Seperti contoh dibawah ini
>> x=linspace (0,2*pi, 40);
>> y=sin(x);
>> plot(x,y,'r')

plot_warnamerah
>> plot(x,y,'go')
plot_bentukbulat
Plot pertama menggunakan warna merah (r) dengan bentuk garis standar, sedangkan plot kedua menggunakan warna hijau (g) dengan bentuk garis bulat (o).

Lanjut baca »»

Plot sederhana akan diperlihatkan sebagai contoh fasilitas grafik MATLAB, dari berbagai macam fasilitas grafik MATLAB yang sangat luas. Plot-plot ini biasa digunakan untuk interpretasi data, dimulai dengan menentukan fungsi plot yang merupakan perintah umum untuk plotting dua dimensi (2D). Bentuk plot sederhana adalah sebagai berikut.

plot(x,y)

Berikut ini plot garis pada sumbu x dan y.
Jika x dan y adalah matrik, kolom pertama adalah plot untuk x, kemudian kolom pertama y selanjutnya diulang untuk setiap pasangan kolom x dan y, sebagai contoh
>> x=linspace (0,2*pi, 10);
>> y=sin(x);
>> plot(x,y)

plot_2D_matlab
Kode-kode ini merupakan plot fungsi sin(x) menggunakan perkalian 10 ruang titik pada interval 0 dan 2π. Jika nilai titik meningkat, plot fungsi sin(x) akan menjadi lebih halus, seperti berikut ini.
>> x=linspace (0,2*pi, 40);
>> y=sin(x);
>> plot(x,y)

grafik_2D_matlab

Lanjut baca »»

Untuk memasukkan data dari keyboard, kita gunakan fungsi masukan atau input pada MATLAB. Bentuk masukan MATLAB adalah sebagai berikut.

Variable=input ('text')

Perintah ini menampilkan teks sebagai prompt pada layar dan menunggu masukan dari keyboard, serta penandaan nilai yang dimasukan ke dalam variabel. Bentuk skalar, vektor atau matrik dapat dimasukan dengan cara ini. Berikut contoh masukan MATLAB
>> num=input('Masukkan bilangan integer positif: ')
Masukkan bilangan integer positif: 46

num =

46


num merupakan sebuah variabel dengan nilai masukan yang diberikan yaitu 46. Pengkodean untuk vektor masukan MATLAB seperti berikut
>> x=input('Masukkan sebuah vektor: ')
Masukkan sebuah vektor: [1 2 3 4 5]

x =

1 2 3 4 5


Penulisan kode untuk matrik masukan MATLAB seperti berikut
>> a=input('Masukkan matrik ukuran 2x3: ')
Masukkan matrik ukuran 2x3: [2 3 4; 5 6 7]

a =

2 3 4
5 6 7

Lanjut baca »»

Perintah yang ditulis pada Matlab akan ditampilkan bersama dengan nama variabel, jika tidak diakhiri dengan tanda titik koma (; atau semicolon). Untuk menampilkan perintah atau output pada Matlab, bisa kita gunakan fungsi disp(x).

Fungsi disp(x) dapat kita gunakan untuk perintah skalar, vektor, atau matrik dengan tanpa nama menampilkan nama variabel dari perintah tersebut, seperti berikut ini
>> x=17; y=1:10; z=[y;2:2:20];
>> disp(x)
17

>> disp(y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

>> disp(z)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20


Fungsi disp dapat digunakan untuk menampilkan sebuah teks. Dibawah ini contoh teks yang diletakkan pada bagian tunggal
>> disp('Apa kabar Anda?')
Apa kabar Anda?


Sedangkan teks yang majemuk atau mempunyai lebih dari satu string dapat ditampilkan dengan menggunakan kurung kotak [ ], seperti berikut
>> disp(['Apa kabar',' Anda ','?'])
Apa kabar Anda ?


Nilai numerik dapat diletakkan pada string teks jika nilai numerik tersebut dipindahkan menjadi string. Jumlah konversi string dibentuk dengan fungsi num2str(x), seperti berikut ini
>> disp([num2str(x),' dan ',num2str(y), ' merupakan nilai x dan y.'])
17 dan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 merupakan nilai x dan y.

Lanjut baca »»

USB, SD, MMC, FM Radio, MP3 Digital Audio Player > Rayden RD-400

usb_digital_player

Rayden RD-400 merupakan mp3 player yang berasal dari USB flash disk, memory SD atau MMC card, dilengkapi dengan FM radio yang bisa menyimpan sampai 30 saluran radio. Suaranya sangat dasyat karena telah terintegrasi sebuah power amplifier stereo (2 channel output) berkekuatan 60 Watt dengan kualitas suara digital.

Gunakan power supply untuk mencatu alat ini, lihat di rangkaian power supply big power, lalu hubungkan alat ini dengan speaker stereo.

rayden_depan
Alat tampak depan


rayden_belakang
Alat tampak belakang


remote_player
Ada remote control-nya loh


Harga Rp 310.000 per unit, sudah termasuk ongkos kirim untuk wilayah Jawa. Tidak perlu repot, tinggal pesan, bayar, lalu barang diterima di tempat. Insya Alloh dijamin!

Bila berminat silahkan sms ke no 08121070518, pembayaran dilakukan melalui transfer antar rekening. Barang akan dikirimkan via pos, JNE atau titipan kilat.

Update: 22/09/12
Rayden RD-400 sekarang diganti Rayden RD-800, silahkan lihat disini

Lanjut baca »»

Tabel data transistor darlington berikut menginformasikan tentang tipe (BC516, BC517, BD643, BD644, BD645, BD646, BD675, BD676, BD677, BD678, TIP122, TIP127, TIP142, dan TIP147), jenis (PNP atau NPN), tegangan catu, arus, dan daya maksimum, hfe, bias hfe, lawan (bila jenis PNP diganti NPN, atau sebaliknya), dan kemasan transistor (klik disini untuk melihat gambar kemasannya).

Transistor darlington antara lain digunakan untuk antarmuka sensor, rangkaian amplifier, dan keperluan umum (general purpose).

tabel_transistor_darlington
Telah dicantumkan tabel data transistor sinyal kecil atau daya rendah (untuk melihatnya klik disini) dan tabel data transistor daya yang lebih tinggi (untuk melihatnya klik disini).

Lanjut baca »»

Rangkaian atau pasangan darlington dapat digunakan sebagai antarmuka sensor yang mampu meningkatkan sensitivitas input sensor. Sebuah pasangan darlington terdiri dari dua buah BJT (Bipolar Junction Transistor) yang disambungkan sebagaimana pada diagram berikut ini:

diagram_sambungan_darlington
Kita dapat menyambungkan dua buah BJT untuk membentuk pasangan darlington atau dapat membeli unit yang siap pakai. Tipe yang siap pakai terdiri dari dua buah transistor, yang ditempatkan di dalam satu kemasan tunggal dengan tiga kaki terminal.

Keunggulan pasangan darlington terletak pada gain yang dapat dihasilkan. Hal ini disebabkan karena arus emitor dari salah satu transistor dijadikan sebagai arus basis bagi transistor lainnya. Dengan mengansumsikan bahwa gain masing-masing transistor adalah 100, gain dari pasangan ini secara keseluruhan adalah 100 x 100, yang sama dengan 10.000. Transistor darlington dicantumkan dalam tabel data disini.

Dalam pengoperasiannya, terdapat jatuh tegangan sebesar 0,7 V diantara basis dan emitor dari kedua transistor. Hal ini menghasilkan tegangan basis-emitor total sebesar 1,4 V untuk pasangan darlington.

Dengan menggunakan pasangan darlington, dan bukannya hanya sebuah BJT tunggal, kita dapat memperoleh sensitivitas input yang jauh lebih besar untuk sebuah sistem.

Lanjut baca »»

Bila kita merakit sebuah electronic sound system dalam hal ini audio amplifier, maka rangkaian catu daya yang dijelaskan pada artikel sebelumnya (baca di rangkaian catu daya tegangan variasi) tidak akan cukup memenuhi kebutuhan ampli tersebut.

Faktor yang mempengarungi adalah arus yang diberikan terlalu kecil (500 mA), dan yang paling utama adalah derau atau noise yang akan ditimbulkan. Untuk kebutuhan sebuah penguat suara atau audio amplifier 60 Watt saja misalnya, power supply yang digunakan harus memberikan arus 5 A dengan asumsi tegangan 12 VDC, dan output tegangan DC-nya harus serata mungkin untuk menghindari dengung atau noise pada speaker.

Gambar dibawah ini merupakan contoh sebuah power supply amplifier 60 Watt, yang umum digunakan.

catudaya_amplifier
Berikutnya adalah rangkaian power supply big power 5 A 12 VDC untuk gambar diatas

big_power_supply_5A
Daftar komponen:
  1. C1 = Elco 6800 uF/25 V
  2. C2 = Elco 100 uF/16 V
  3. C3 = Elco 2200 uF/25 V
  4. D1, D2 = Dioda IN 5402
  5. Q1 = Transistor 2N 3055
  6. IC1 = IC Regulator 7812
  7. T1 = Trafo stepdown 220 V/15 V 5A CT

Lanjut baca »»

Antarmuka sensor adalah jalur atau titik persambungan sebuah sensor ke dalam suatu sistem. Antarmuka antara sensor dengan bagian sistem lainnya dapat berupa sebuah transistor. Selain daripada itu, antarmuka sensor dapat memiliki wujud yang jauh lebih kompleks, seperti sensor pada rangkaian PLC (Programmable Logic Controller).

Transistor yang digunakan dapat berupa sebuah BJT atau FET. Biasanya transistor yang bersangkutan berada dalam keadaan tidak aktif (off), atau aktif (on) dan mengalami saturasi.

Kebanyakan sensor merupakan komponen-komponen resistif. Nilai tahanan sensor akan berubah akibat hal-hal seperti suhu atau intensitas cahaya atau posisi. Kita menggunakan sebuah blok pembagi tegangan untuk menghasilkan sinyal tegangan yang merepresentasikan perubahan nilai tahanan ini.

antarmuka_sensor_arus_transistor
Output sistem adalah terminal kolektor BJT (atau terminal drain, apabila yang digunakan adalah FET). Output yang dihasilkan adalah arus yang berubah-ubah. Seringkali, kita menyambungkan sebuah beban atau sebuah kumparan relay ke output sistem. Terdapat beberapa contoh untuk hal ini, seperti misalnya rangkaian-rangkaian saklar transistor atau yang dibahas pada artikel transistor saklar relay.

Didalam beberapa aplikasi lain, kita membutuhkan tegangan yang berubah-ubah. Hal ini dapat disebabkan karena sinyal output yang dihasilkan mungkin harus diperkuat kembali, sebagaimana halnya dalam sistem-sistem audio. Dalam kasus ini, kita menyambungkan sebuah resistor ke output sistem. Ketika arus mengalir melewati resistor, tegangan listrik akan timbul pada komponen ini. Sinyal tegangan ini akan muncul pada terminal output.

arus_menjadi_tegangan
Penerapan ini merupakan salah satu contoh: Penggunaan sebuah resistor untuk mengkonversikan arus menjadi tegangan.

Contoh soal:
Pada rangkaian diatas, sebuah resistor (perhatikan: tidak dalam keadaan saturasi) memiliki arus kolektor sebesar 3,5 mA. Tegangan catu yang diberikan adalah 9 V dan resistor yang terhubung ke kolektor (R3) adalah 1 kΩ. Berapakah Vout?

Penyelesaian:
Tegangan pada resistor adalah
v = i x R3 = 0,0035 A x 1000 Ω = 3,5 V
Salah satu ujung resistor disambungkan ke jalur catu positif, sehingga tegangan pada kaki itu adalah 9 V. Apabila terdapat jatuh tegangan sebesar 3,5 V, tegangan pada kaki lain resistor atau pada Vout adalah
Vout = 9 – 3,5 = 5,5 V.

Seiring dengan bertambahnya arus, jatuh tegangan akan terus meningkat dan Vout jatuh lebih jauh lagi. Ketika arus berkurang, jatuh tegangan akan mengecil dan Vout mengalami kenaikan. Merangkumkan kedua fakta tersebut, maka sinyal tegangan yang dihasilkan berbanding terbalik dengan sinyal arus.

Lanjut baca »»

Sensor-sensor kelembaban pada umumnya adalah piranti-piranti yang dibuat sendiri atau bukan produksi pabrikan. Sebuah sensor ketinggian air memiliki dua buah probe, masing-masingnya terbuat dari kawat tembaga tebal, dan probe-probe itu dipasang secara berdekatan pada sebuah dudukan.

arus_pada_probe_sensor_air
Dalam keadaan normal, tahanan diantara kedua kawat probe ini sedemikian tingginya sehingga praktis bersifat sebagaimana layaknya sebuah saklar yang membuka. Ketika kedua probe dicelupkan sebagian ke dalam air, konduksi listrik diantara keduanya terjadi dan tahanan yang sebelumnya sangat tinggi menjadi rendah. Arus akan mengalir, sebagaimana layaknya melewati sebuah saklar yang menutup.

papan_stripboard_sebagai_sensor_kelembaban
Jenis sensor kelembaban lainnya dapat dibuat dari potongan-potongan persegi papan stripboard (PCB bolong-bolong). Hubungkan strip-strip tembaga yang berada dipermukaan belakang PCB secara berselingan dengan menggunakan kawat-kawat, dan solderkanlah kawat-kawat tersebut. Jenis sensor ini sangat berguna untuk mendeteksi hujan atau percikan air.

Lanjut baca »»

sensor_UGN3503Sensor medan magnet atau sensor efek hall dirancang untuk memberikan tanggapan terhadap intensitas medan magnet yang ada di sekitarnya. Sensor ini memiliki tiga buah terminal. Apabila tidak terdapat medan magnet di dekatnya, tegangan output yang dihasilkan piranti ini besarnya setengah dari tegangan catu daya.

Apabila kutub selatan sebuah magnet berada di dekat sensor, tegangan output akan naik. Besarnya kenaikan tegangan ini sebanding dengan kekuatan medan yang dihasilkan magnet tersebut. Apabila kutub utara sebuah magnet berada di dekat sensor, tegangan output akan jatuh.

Sensor UGN3503 adalah sensor efek hall yang paling umum dijumpai. Sensor tipe ini membutuhkan tegangan catu antara 4,5 hingga 6 V. Sensor ini dapat digunakan sebagai sebuah saklar, dengan sekedar menggerakkan sebuah magnet mendekati atau menjauhinya. Dibawah ini rangkaian dasar tegangan input/output sensor UGN3503.

rangkaian_sensor_efek_hall
Sensor UGN3503 memiliki keunggulan dalam hal kemampuannya mengubah status atau keadaan, secara jauh lebih cepat dari sensor-sensor mekanik, dan sensor ini juga membutuhkan gaya yang lebih kecil untuk pengoperasiannya. Sensor tersebut juga dapat beroperasi pada kecepatan tinggi (high speed switching), melakukan penyambungan dan pemutusan sebanyak ribuan kali dalam satu detik.

Lanjut baca »»