Beberapa Perbadaan Transistor BJT dan FET
Transistor jenis BJT (NPN dan PNP) dan UJT (FET dan MOSFET) memiliki cara kerja yang sama, namun dengan karakteristik yang berbeda. Berikut ini beberapa perbedaan antara Transistor BJT dan UJT (FET)
- Konversi: Transistor BJT mengkonversi arus menjadi arus, FET mengkonversi tegangan menjadi arus
- Arus input: BJT membutuhkan arus input, FET tidak membutuhkan arus input
- Input/output: Hubungan input/output BJT adalah linear direpresentasikan oleh sebuah garis lurus, namun hubungan input/output sebuah FET tidak linear untuk sinyal-sinyal besar (bertegangan tinggi). Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya distorsi pada sinyal-sinyal besar yang diumpankan ke sebuah FET
- Kecepatan: FET dapat melaksanakan proses pensaklaran secara lebih cepat dibandingkan BJT, namun demikian kedua jenis transistor ini dirasa cukup cepat untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar aplikasi elektronik
- Tegangan input: sebuah FET menjadi aktif ketika tegangan gate-sourcenya melampaui suatu tegangan ambang. Tegangan gate dapat memiliki nilai yang berada dalam kisaran antara tegangan ambang dan tegangan sumber, ketika FET dalam keadaan aktif. Tegangan basis-emitor BJT akan selalu mendekati nilai 0,7 V, ketika BJT dalam keadaan aktif, terlepas dari berapa besar arus inputnya
- Resistor input: sebuah FET tidak membutuhkan sebuah resistor di depan terminal gatenya. Hal ini dapat menjadikan rangkaian yang bersangkutan jauh lebih sederhana
- Tahanan output: kebanyakan FET memiliki tahanan yang sangat rendah ketika berada dalam keadaan aktif, biasanya kurang dari 1 Ohm. Hal ini membuat komponen-komponen ini sangat cocok untuk digunakan dalam rangkaian saklar transistor.