headerphoto

Elektronika tidak akan lepas dari masalah catu daya. Berbeda halnya dengan bidang ilmu listrik, dimana pencatuan alat atau rangkaian listrik dapat dihubungkan langsung dengan sumber tegangan (dalam hal ini sumber PLN 220VAC). Pencatuan rangkaian elektronik membutuhkan tegangan yang rendah, sehingga disebutlah ilmu elektronika dengan istilah arus lemah dan begitu kebalikannya, listrik dengan istilah arus kuat. Selain itu umumnya rangkaian elektronika bekerja dengan tegangan searah atau VDC.

Untuk memudahkan kawan (tinggal klik saja..) dalam menentukan rangkaian catu daya peralatan elektronik yang akan dibuat, maka disini saya mengumpulkan 10 buah link skema rangkaian catu daya atau power supply yang telah terbit sebelumnya, yaitu:
  1. Rangkaian Power Supply Simetris +12V dan -12V 500 mA
  2. Rangkaian Catu Daya Mode Ganda +5V dan -5V 1 A
  3. Rangkaian Catu Daya 5 VDC 2 - 3 A
  4. Rangkaian Catu Daya OCL Amplifier 150 Watt +25V dan -25V 3 A
  5. Rangkaian Power Supply 24 VDC 3 A
  6. Rangkaian Power Supply dengan Dua Output Tegangan, 24 V dan 5 V
  7. Rangkaian Catu Daya 5 VDC dengan IC Regulator 1 A
  8. Rangkaian Power Supply 5 VDC 1 A Stabil
  9. Rangkaian Power Supply Audio Amplifier (Big Power) 12 V 5 A
  10. Rangkaian Catu Daya dengan Tegangan Bervariasi 3 V, 4,5 V, 6 V, 7,5 V, 9 V, dan 12 V 500mA

catudaya_amplifierGambar power supply yang telah dibuat

Lanjut baca »»

microphoneMicrophone dynamic atau mic dinamik merupakan jenis mic yang paling banyak digunakan. Di rumah untuk nyanyi-nyanyi karaoke, kita gunakan mic dinamik, pak RT memberikan sambutan di panggung 17 Agustusan menggunakan mic dinamik, kumandang suara adzan di mesjid berasal dari corong mic dinamik, dsb. Apakah kawan-kawan hobbies elektronik tahu, bagaimana rangkaian penguat depan mic dinamik?

Skema rangkaian penguat depan mic dynamic atau istilah lainnya pre-amp mic dinamik, terlihat seperti di bawah ini

pre-amp-mic-dynamicClick to enlarge
Daftar komponen:
  • R1 = Resistor 390kΩ
  • R2 = Resistor 100kΩ
  • R3 = Resistor 3k9Ω
  • R4 = Resistor 27kΩ
  • R5, R6, R7 = Resistor 10kΩ
  • R8 = Resistor 220kΩ
  • Q1 = Tansistor 9014
  • IC1 = IC op-amp 741
  • C1 = Kapasitor 33nF
  • C2 = Kapasitor 470nF
  • C3 = Kapasitor 680pF
  • C4 = Elco 10µF/16V
  • C5 = Elco 47µF/16V
  • C6 = Kapasitor 8n2F
  • C7 = Kapasitor 390pF
  • C8 = Kapasitor 560nF
Rangkaian pre-amp mic di atas terdiri dari dua buah penguat, pertama penguat voltage divider bias transistor dan kedua penguat inverting op-amp, sehingga akan menghasilkan sinyal output yang besar dan tingkat sensitivitas mic yang sangat tinggi.

Lanjut baca »»

Masih mengulas tentang mixer audio, kali ini membahas pertanyaan: Bagimana menggambarkan blok diagram mixer audio, jika input yang akan digunakan adalah 3 buah mic dan satu buah DVD player?

Untuk piranti DVD yang memiliki output stereo (Right dan Left channel) masing-masing outputnya masuk ke potensiometer, lalu dihubungkan ke channel R dan L mixer. Untuk Mic, karena sinyal mic masih lemah, maka perlu dipasang peguat depan atau pre-amp. Output pre-amp mic masuk ke potensiometer, lalu dihubung pararel ke channel R dan L mixer.
Kenapa mic dihubung pararel ke input R dan L mixer? karena mic memiliki output mono, sehingga perlu dibuat cabang ke input stereo mixer.

Kita peroleh blok diagram mixer audio 3 buah mic dan 1 buah DVD player (4 channel input), seperti gambar di bawah ini

blok-diagram-mixer-mic-dvdClick to enlarge

Lanjut baca »»

Alhamdulillahirobbil'alamin.
Saya ucapkan terima kasih kepada kawan-kawan pembaca blog Elektronika Bersama ini, yang telah sampai ke laman Dukungan Blog Elektronika Bersama.


Kawan-kawan yang telah merasakan manfaat dari tulisan-tulisan di blog Elektronika Bersama ini, dan ingin memberikan dukungannya untuk perkembangan dan keberlangsungan blog ini, monggo silahkan pilih donasi:
  1. Transfer ke rekening BCA 095-0580-674 a.n. Zaldi Hardiyanto
  2. Transfer ke rekening Mandiri 133-00-1315955-3 a.n. Zaldi Hardiyanto
Lalu konfirmasi, melalui WhatsApp atau sms ke nomor 08121070518.

Jangan hiraukan besar kecilnya, yang penting keikhlasannya. Saya kutip sebuah kalimat yang sangat indah dari buku 7 Keajaiban Rezeki nya Ippho Santosa:
Menabung itu baik.
Investasi itu lebih baik.
Sedekah adalah yang terbaik!


Lanjut baca »»

Rangkaian mixer audio pada umumnya menggunakan komponen elektronika variabel resistor atau potensiometer, hal ini dimaksudkan agar amplitudo tiap-tiap kanal audio dapat diatur sesuai kebutuhan, baik untuk menaikkan atau menurunkan sinyal. Disini saya akan memberikan gambaran bagaimana sebuah potensiometer dapat menaikkan atau menurunkan sinyal amplitudo penguat (mixer op-amp).

Diketahui komponen yang digunakan pada rangkaian-rangkaian di bawah ini adalah:
  • IC1 = IC op-amp 741
  • VR = Potensiometer 100 kΩ
  • Rf = Resistor 220 kΩ
  • Rin = Resistor 22 kΩ
  • Vin = 0,2 V

1. Potensiometer diset pada posisi maximal knop putar, ilustrasi rangkaiannya terlihat seperti gambar di bawah ini

potensiometer-maximal-dan-penguat
Sinyal input (Vin) akan sepenuhnya terhubung dengan input rangkaian mixer, sehingga diperoleh nilai Vout = - (Rf ÷ Rin) × Vin' = -2 V (lihat perhitungan op-amp pembalik), Vin' adalah sinyal yang masuk ke input mixer. Perhatikan rangkaian arusnya di bawah ini.

potensiometer-maximal-dan-penguat-garis-tegangan
2. Potensiometer diset pada posisi setengah knop putar, ilustrasi rangkaiannya terlihat seperti gambar di bawah ini

potensiometer-setengah-dan-penguat
Sinyal input (Vin) akan terhubung dengan rangkaian pembagi tegangan, lalu masuk ke input rangkaian mixer. Vin' disini akan bernilai 1/2 × Vin. Sehingga diperoleh nilai Vout = - (Rf ÷ Rin) × Vin' = -1 V. Perhatikan rangkaian arusnya dibawah ini

potensiometer-setengah-dan-penguat-garis-tegangan
3. Potensiometer diset pada posisi minimal knop putar, ilustrasi rangkaiannya terlihat seperti gambar di bawah ini

potensiometer-minimal-dan-penguat
Input rangkaian mixer terhubung dengan Ground (0 V), sehingga nilai Vin' = 0, diperoleh nilai Vout = - (Rf ÷ Rin) × Vin' = 0 V. Perhatikan rangkaian arusnya dibawah ini

potensiometer-minimal-dan-penguat-garis-tegangan

Lanjut baca »»

Kita akan merakit rangkaian mixer audio stereo 3 channel seperti yang di post pada artikel sebelumnya, Membuat Audio Amplifier Menghasilkan Suara yang Kompak, namun katakanlah kita tidak mempunyai jenis catu daya mode ganda atau simetris (+6V dan -6V) untuk supply rangkaian tersebut, dan yang tersedia catu daya mode tunggal (misalnya +12V). Bagaimana mengatasinya?

Komponen utama rangkaian mixer audio adalah sebuah IC op-amp, dan IC op-amp ini bisa beroperasi pada jenis catu daya simetris maupun jalur catu daya tunggal, lihat di artikel Konsep Pencatuan Op-amp. Bila kita mengukur titik tegangan +V dan -V pada catu daya simetris akan menghasilkan +6V - (-6V) = +12V. Tegangan +12V tersebut kita gunakan untuk jalur catu daya mode tunggal, sebagai pencatuan mixer op-amp. Perhatikan gambar rangkaian mixer audio stereo 3 channel dengan operasi jalur catu daya tunggal +12V di bawah ini

mixer-audio-catu-daya-tunggalClick to enlarge
Daftar komponen:
  • R1 - R6 = Resistor 10 kΩ
  • R7 - R8 = Resistor 100 kΩ
  • R9 - R10 = Resistor 18 kΩ
  • C1 = Elco 100 µF/16V
  • VR1 = Variabel Resistor (potensiometer) 50 kΩ mono
  • VR2 - VR3 = Variabel Resistor (potensiometer) 50 kΩ stereo
  • IC1 = IC 4558 (Op-amp 8 pin)

Lanjut baca »»

Waktu itu saya merakit perangkat audio amplifier 20 Watt, input yang dihubungkan pita kaset dan sebuah microphone. Kedua input tersebut menggunakan pre-amp atau penguat depan, lalu saya gabungkan outputnya dan dihubungkan dengan input tone control amplifier. Apa yang terjadi? ternyata suara yang dihasilkan nggak karu-karuan , saling mengganggu 7 atau timbul distorsi akibat dari penggabungan kedua input tersebut.

Lalu, bagaimana caranya agar input-input rangkaian audio amplifier tidak saling mengganggu dan menghasilkan suara yang kompak? Ya betul, jawabannya kita gunakan mixer audio, silahkan lihat gambar rangkaian mixer audio stereo 3 channel di bawah ini

rangkaian-mixer-audio-stereoClick to enlarge
Daftar komponen:
  • R1 - R6 = Resistor 10 kΩ
  • R7 - R8 = Resistor 100 kΩ
  • VR1 = Variabel Resistor (potensiometer) 50 kΩ mono
  • VR2 - VR3 = Variabel Resistor (potensiometer) 50 kΩ stereo
  • IC1 = IC 4558
Catatan:
3 buah input rangkaian, yaitu: microphone, mp3 (musik digital) dan head (musik pita kaset), diambil dari output pre-amp masing-masingnya. IC 4558 merupakan IC linear penguat operasional (op-amp) yang mempunyai 8 kaki dan 2 channel penguat. Penguatan yang sama untuk tiap input pada mixer op-amp, yaitu 10×. Catu daya yang digunakan pada rangkaian adalah jenis catu daya simetris. Input-input dan nilai-nilai komponen di atas tidak baku, silahkan dikreasikan sendiri, misalnya memasang input radio, DVD player, TV dsb atau R1 = 22kΩ, VR2 = 100kΩ.

Lanjut baca »»

Sebelumnya telah dibahas mengenai blok diagram perangkat suara, baik itu perangkat suara rumah maupun perangkat suara panggung. Blok diagram tersebut memberikan dasar perangkat suara satu jalur atau perangkat suara mono. Bila kita kembangkan lagi, akan menghasilkan perangkat suara stereo atau dua jalur, kanan kiri (Right and Left).

Blok diagram perangkat suara stereo sama dengan dua buah blok diagram perangkat suara mono. Sehingga disini saya hanya membuat blok diagram mixer audio stereo, yaitu bagian input sampai bagian mixer saja, lihat di bawah ini

blok-diagram-perangkat-suara-stereoClick to enlarge
Input rangkaian terdiri dari 3 channel, yaitu: microphone, mp3 (musik digital) dan head (musik pita kaset). Output dari blok diagram mixer audio stereo ini, masing-masing dihubungkan ke bagian Equalizer atau Tone control sampai ke bagian akhir rangkaian audio, yaitu loud speaker.

Lanjut baca »»

Dalam pelajaran elektronika Teknik Audio, akan kita jumpai materi pembahasan Blok Diagram Perangkat Suara. Materi ini sangat berguna, terutama untuk merancang sebuah audio sistem, mulai dari input yang digunakan (seperti microphone) sampai bagian output audio, dalam hal ini loud speaker.

Blok diagram perangkat suara, pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu perangkat suara rumah dan perangkat suara panggung. Perbedaan keduanya terletak pada kesederhanaan perangkat elektronik yang digunakan, lihat gambar-gambar di bawah ini

1. Blok Diagram Perangkat Suara Rumah

blok-diagram-audio-rumahClick to enlarge
2. Blok Diagram Perangkat Suara Panggung

blok-diagram-audio-panggungClick to enlarge
Fungsi tiap-tiap blok
  • Tranduser: Menghasilkan getaran listrik untuk diumpankan ke rangkaian pre-amp
  • Pre-amp (penguat depan atau penguat tegangan): Menguatkan amplitudo sinyal yang dihasilkan oleh tranduser
  • Tone control/Equalizer: Mengatur dan melewatkan nada suara sesuai dengan keinginan
  • Audio mixer: Menggabungkan dan menguatkan beberapa sinyal input, sehingga outputnya tidak saling mengganggu
  • Driver: Menguatkan dan mengendalikan fasa sinyal input untuk diumpankan ke power amplifier
  • Power-amplifier: Menguatkan daya sinyal yang berasal dari driver, agar outputnya mampu menggetarkan kertas konus diudara disekitar loud speaker
  • AGC (Automatic Gain Control): Secara otomatis mengontrol penguatan yang dilakukan oleh power amplifier dan driver, agar sinyal outputnya stabil
  • Loud Speaker: Mengubah geratan listrik menjadi getaran suara (akustik).

Lanjut baca »»

IC operational amplifier TL074 merupakan salah satu IC linear op-amp yang memiliki 4 buah channel dalam satu kemasan IC nya. Sama seperti seri TL07x lainnya, yaitu TL071 dan TL072, IC TL074 bersifat low noise, low harmonic distortion, general purpose operational amplifier dan memiliki input-input FET.

Konfigurasi kaki atau pin IC op-amp TL074 seperti terlihat pada gambar di bawah ini

ic-opamp-tl074Keterangan:
  • Jumlah pin ada 14
  • Terdapat 4 channel penguat
  • Input pembalik, di pin 2 untuk channel 1, di pin 6 untuk channel 2, di pin 9 untuk channel 3 dan di pin 13 untuk channel 4
  • Input bukan pembalik, di pin 3 untuk channel 1, di pin 5 untuk channel 2, di pin 10 untuk channel 3 dan di pin 12 untuk channel 4
  • Output, di pin 1 untuk channel 1, di pin 7 untuk channel 2, di pin 8 untuk channel 3 dan di pin 14 untuk channel 4
  • Pin 4 adalah jalur catu negatif (+)
  • Pin 11 adalah jalur catu positif (-).
Parameter tegangan kerja untuk IC linear op-amp seri TL07x, yaitu Vmin = 7 Volt dan Vmax = 36 Volt. Tegangan kerja tersebut merupakan nilai total supply voltage, baik untuk pencatuan simertis (+/−6V=12) maupun tunggal (+12V=12).

Konfigurasi kaki yang sama seperti gambar di atas, untuk IC op-amp TL084, LM324, LM349.

Lanjut baca »»

Tidak seperti IC TL071 yang memiliki satu buah channel penguat, IC linear op-amp TL072 memiliki dua buah channel penguat langsung dalam satu kemasan IC nya. Sehingga jumlah 8 pin efektif untuk masing-masing pinnya (tidak ada space atau pin yang nganggur).

Konfigurasi kaki atau pin IC op-amp TL072 seperti terlihat pada gambar di bawah ini

ic-opamp-tl072Keterangan:
  • Jumlah pin ada 8
  • Terdapat dua channel penguat
  • Input pembalik, di pin 2 untuk channel 1 dan di pin 6 untuk channel 2
  • Input bukan pembalik, di pin 3 untuk channel 1 dan di pin 5 untuk channel 2
  • Output, di pin 1 untuk channel 1 dan di pin 7 untuk channel 2
  • Pin 4 adalah jalur catu negatif (-)
  • Pin 8 adalah jalur catu positif (+).

Konfigurasi kaki yang sama seperti gambar di atas, untuk IC linear op-amp 1458, 4558, TL082, LA6458.

Lanjut baca »»

IC op-amp yang digunakan pada artikel Konsep Pencatuan Op-Amp adalah IC TL071. Begitu pula dengan artikel-artikel op-amp yang ditulis sebelumnya, menggunakan IC TL071, IC linear op-amp yang memiliki input-input FET.

Konfigurasi kaki atau pin IC TL071 seperti terlihat pada gambar dibawah ini

ic-opamp-tl071Keterangan:
  • Jumlah pin ada 8
  • Terdapat satu channel penguat
  • Input pembalik di pin 2
  • Input bukan pembalik di pin 3
  • Output di pin 6
  • Pin 4 adalah jalur catu negatif (-)
  • Pin 7 adalah jalur catu positif (+).

Konfigurasi kaki yang sama seperti gambar di atas, untuk IC linear op-amp 301, 318, 709, 741, CA3130, CA3140, LF355, LF356, LF357, TL081.

Lanjut baca »»

Contoh soal 1: Sebuah rangkaian mixer op-amp seperti yang terlihat di bawah ini

mixer-opamp
memiliki nilai R1 = 56kΩ; R2 = 33kΩ; R3 =10kΩ; dan Rf =100kΩ. Tegangan input masing-masing saluran diketahui yaitu Vin1 = 30mV; Vin2 = 25mV; dan Vin3 = 15mV. Berapakah nilai penguatan yang diperoleh untuk masing-masing saluran, total penguatan dan tegangan output?

Jawab:
Penguatan untuk masing-masing saluran
A1 = − Rf ÷ R1 = − 100000 ÷ 56000 = − 1,78
A2 = − Rf ÷ R2 = − 100000 ÷ 33000 = − 3,03
A3 = − Rf ÷ R3 = − 100000 ÷ 10000 = − 10
Total penguatan
A = A1 + A2 + A3 = − (1,78 + 3,03 + 10) = − 14,81
Tegangan output
Vout = (A1 × Vin1) + (A2 × Vin2) + (A3 × Vin3)
Vout = (− 1,78 × 30mV) + (− 3,03 × 25mV) + (− 10 × 15mV)
Vout = − 53,4mV − 75,75mV − 150mV
Vout = − 279,15mV.

Contoh soal 2: Menggunakan rangkaian pada contoh soal 1, nilai-nilai R1 = R2 = R3 = 10kΩ; Rf = 22kΩ; Vin1 = 10mV; Vin2 = 15mV; dan Vin3 = 5mV, buktikan bahwa
Vout = (A1 × Vin1) + (A2 × Vin2) + (A3 × Vin3) = − Rf ÷ R1 × (Vin1+Vin2+Vin3)

Jawab:
A1 = − Rf ÷ R1 = − 22000 ÷ 10000 = − 2,2
A2 = − Rf ÷ R2 = − 22000 ÷ 10000 = − 2,2
A3 = − Rf ÷ R3 = − 22000 ÷ 10000 = − 2,2
A = A1 + A2 + A3 = − (2,2 + 2,2 + 2,2) = − 6,6
Vout = (A1 × Vin1) + (A2 × Vin2) + (A3 × Vin3)
Vout = (− 2,2 × 10mV) + (− 2,2 × 15mV) + (− 2,2 × 5mV)
Vout = − 22mV − 33mV − 11mV
Vout = − 66mV

Vout = − Rf ÷ R1 × (Vin1+Vin2+Vin3)
Vout = − 22000 ÷ 10000 × (10mV+15mV+5mV)
Vout = − 2,2 × 30mV
Vout = − 66mV.

Lanjut baca »»